Adat Istiadat di Sumatera Utara

Manortor dan Margondang

Manortor yaitu melakukan tarian seremonial yang disajikan dengan musik Gondang yang pada zaman dahulu merupakan sarana utama dalam melakukan ritual keagamaan yang masih bernafaskan mistik, tapi saat ini Manortor kerap dijumpai pada acara pesta-pesta adat orang Batak dengan alat musik tradisional Gondang yang pada zaman dahulu erat dengan pemujaan kepada Dewa-Dewa atau roh-roh nenek moyang.

Mangulosi

Kegiatan Mangulosi artinya memberikan ulos sebagai lambang kehangatan dan berkat bagi mereka yang menerimanya.

Ketika anak lahir , bayi akan menerima “Ulos Parompa

Pada saat anak laki-laki melaksanakan pesta pernikahan, dia akan menerima “Ulos Hela” dari mertuanya.

Pada saatnya meninggal dunia, akan menerima “Ulos Saput.

Mangalahat Horbo

Mangalahat Horbo ialah upacara adat di Sumut bagi orang Batak sebagai pertanda penyucian diri atau menebus dosa-dosa , sehingga akan didapat kemakmuran dalam kehidupannya. Acara Mangalahat Horbo ini dilatar belakangi kepercayaan suku Batak kepada Debata Mula Jadi Nabolon (Sang pencipta alam semesta) yang mampu menghapus dosa dan memberi kemakmuran dengan mengurbankan seekor kerbau jantan yang diikatkan pada borotan.

Partuturan

Partuturan ialah kunci dari falsafah hidupnya dengan menanyakan marga dari setiap orang Batak yang ditemuinya. Hal ini dapat digambarkan dengan ukiran 2 ekor cicak yang saling berhadapan yang menempel di kiri-kanan Rumah Batak. Kekerabatan ini pula yang menjadi semacam tonggak agung untuk mempersatukan hubungan darah dan menentukan sikap terhadap orang lain dengan baik.

Hombo Batu

Tradisi Hombo Batu adalah budaya Nias, untuk menunjukkan apakah seorang pemuda dapat diakui sebagai pemuda yang dewasa dan matang secara fisik. Jika bisa Hombo Batu, Pemuda Nias baru bisa diakui sebagai pemuda Pemberani dan sudah memenuhi syarat untuk ikut berperang. Sebelum melakukan Hombo Batu, pemuda harus mengikuti ritual khusus. Sambil mengenakan pakaian adat yang gagah,dengan semangatnya Pemuda Nias berlari dengan menginjak batu penopang kecil terlebih dahulu untuk dapat melewati bangunan batu yang tinggi tersebut.

Mangongkal Holi

Adat isiadat Mangongkal Holi terkait dengan kematian bagi suku Batak. Kebiasaan ini merupakan suatu prosesi upacara yang dilakukan untuk mengumpulkan tulang belulang dari jasad orang tua yang dimasukkan ke peti yang baru untuk dipindahkan pada suatu tempat yang telah disediakan oleh pihak keluarga. Tujuan tradisi yang sudah turum temurun ini memberikan penghormatan kepada roh orang tua yang telah tiada.